Pages

Thursday, March 22, 2012

Menilik Problematika Kemacetan Depok-Pasar Minggu



Tulisan ini merupakan salah satu buah piker saya dari perjalanan saya sore hari ini. Sudah lama saya pikirkan akan masalah kemacetan yang terjadi di Depok (dalam tulisan ini hanya akan dibahas mengenai rute Depok-Pasar Minggu). Menurut saya kemacetan yang terjadi tidak hanya semata faktor karena lunjakan dari kendaraan dan juga jalan yang sempit, namun juga diakibatkan oleh ada-nya kesemerawutan jalan. Hal ini yang saya rasakan, dan berkali-kali saya rasakan, bahwa, ketika kesemerawutan tersebut bisa diselesaikan dengan baik, maka tingkat kemacetan tersebut bisa dikurangi, atau malah turun.
Menurut hasil pandangan dan observasi singkat saya. Terdapat dua titik yang menjadi sumber kemacetan. Yang pertama adalah titik pertigaan Lenteng Agung. Pada titik ini semacam terjadi de-bottlenecking, karena kendaraan dari dua arah saling berusaha untuk masuk, sehingga pada akhirnya jalan menjadi tersendat. Apalagi di pertigaan ini banyak angkot yang nge-tem, sehingga pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kemacetan. Kenapa saya sebut titik ini sebagai titik penyumbatan-nya? Karena setelah lolos dari titik ini arus kendaraan kembali lancer.
Kedua, adalah di titik pertingaan pasar minggu, dan pasar rebo, utamanya di perlintasan kereta. Ada satu hal yang resahkan, yakni adanya pertigaan yang harus menyebrang rel kereta tanpa ada rambu lalu lintas yang jelas. Misalkan, saya dari Depok menuju Pasar Rebo. Bila ada kereta datang, saya harus menunggu untuk waktu yang cukup lama. Setelah palang terbuka, kadang kita harus pula menunggu kendaraan menuju Depok melintas, sehingga seringkali banyak kendaraan yang terjebak di tengah lintasan kereta, Pun juga misalkan saking ngototnya kendaraan melintas, seringkali laju kendaraan menuju Depok terhambat.
Kedua permasalahan ini, saya percaya menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap kemacetan di Depok. Saya percaya bahwa apabila pemerintah Depok bisa mencarikan solusi untuk permasalahan kemacetan ini, saya percata bahwa tingkat kemacetan bisa dikurangi. Salah satu caranya adalah dengan mengatur nge-tem-nya angkot di pertigaan Lt. Agung tersebut, juga memberikan rambu lalu lintas yang jelas juga. Kemudian untuk penyebrangan di rel kereta, penulis menyarankan perlunya sistem ada polisi yang digunakan untuk mengatur arus masuk dan keluar agar arus kendaraan menjadi lebih rapi.
Demikian cerita saya hari ini. Ini hanya sekisah cerita singkat dari pengalaman saya hari ini.