Pages

Monday, July 8, 2013

Menumbuhkan Cinta Organik Kepada Allah

Apa itu cinta organik? Itu istilah saya sendiri sebenarnya, untuk mendefinisikan sebuah perasaan yang tulus dari hati untuk mencintai sebuah objek/dzat, bukan sekedar karena motif insentif transaksional belaka, namun karena dilandasi keyakinan bahwa cinta tersebut membawa kepada kebaikan yang hakiki.

Kalo ada cinta organik, maka ada pula yang namanya cinta unorganik. Cinta unargonik adalah anti-tesis dari istilah diatas. Motifnya hanya karena insentif transaksional, tidak lebih. Singkatnya : "Gue bersedia melakukan ibadah A,B,C karena pengen dapat pahala, thats all".

Saya mencoba menganalogikan konsep cinta ini dengan pada praktek kuliah dalam konteks peribatan. Seorang yang memiliki cinta unorganik kepada penciptanya, mengejar nilai pada setiap mata kuliah (dalam hal ini, ibadah yang ia laksanakan). Dalam mata kuliah tersebut diajarkan tata cara sholat, bacaan, adab, dan kapan saja sih waktu sholat itu. Manusia yang sukses mengaplikasikan seluruh elemen diatas akan mendapatkan nilai A. Namun apakah cukup hanya mendapatkan nilai A saja? If you think so, then that is all you can learned about it.

Menggunakan prinsip yang sama seperti di perkuliahan, nilai A hanyalah sekedar simbol bahwa kita mengerti secara mekanik mata kuliah tersebut. Padahal, ada banyak hal yang tetap kita harus pelajari, -apa filosofinya,  apa makna dibalik setiap bacaan, apa makna Allah menurunkan ibadah ini, apa konsekuensi dari pelaksanaan ibadah ini, dst. Seperti saat kuliah, nilai A tersebut akan benar-benar nyata adanya hanya ketika kita tahu cara mengaplisikan ilmu tersebut dalam konteks dunia nyata, ketika kita mengerti filosofi dibelakang hal yang kita pelajari.

Kesadaran, dan penghayatan terhadap agama, menurut saya adalah kunci dari cinta organik kepada Allah. Layaknya mencintai seorang wanita, bagaimana kita bisa mencintai-nya kalau kita tidak tahu seluk beluknya, begitu pula dengan agama. Untuk bisa mencintai Tuhan secara organik, kita harus selalu mendekatkan diri dan tidak lelah untuk belajar mengetahui apa yang ia sukai dan kehendaki dari makhluknya. Saya percaya, bahwa, dengan menumbuhkan cinta organik kepada Allah, manusia akan memahami kodrat hidupnya di dunia ini, dan akan menikmati hidupnya dengan jauh lebih baik.:)