Tulisan
ini merupakan salah satu buah piker saya dari perjalanan saya sore hari ini.
Sudah lama saya pikirkan akan masalah kemacetan yang terjadi di Depok (dalam
tulisan ini hanya akan dibahas mengenai rute Depok-Pasar Minggu). Menurut saya
kemacetan yang terjadi tidak hanya semata faktor karena lunjakan dari kendaraan
dan juga jalan yang sempit, namun juga diakibatkan oleh ada-nya kesemerawutan
jalan. Hal ini yang saya rasakan, dan berkali-kali saya rasakan, bahwa, ketika
kesemerawutan tersebut bisa diselesaikan dengan baik, maka tingkat kemacetan
tersebut bisa dikurangi, atau malah turun.
Menurut
hasil pandangan dan observasi singkat saya. Terdapat dua titik yang menjadi
sumber kemacetan. Yang pertama adalah titik pertigaan Lenteng Agung. Pada titik
ini semacam terjadi de-bottlenecking, karena
kendaraan dari dua arah saling berusaha untuk masuk, sehingga pada akhirnya
jalan menjadi tersendat. Apalagi di pertigaan ini banyak angkot yang nge-tem,
sehingga pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kemacetan. Kenapa saya sebut
titik ini sebagai titik penyumbatan-nya? Karena setelah lolos dari titik ini
arus kendaraan kembali lancer.
Kedua,
adalah di titik pertingaan pasar minggu, dan pasar rebo, utamanya di perlintasan
kereta. Ada satu hal yang resahkan, yakni adanya pertigaan yang harus
menyebrang rel kereta tanpa ada rambu lalu lintas yang jelas. Misalkan, saya
dari Depok menuju Pasar Rebo. Bila ada kereta datang, saya harus menunggu untuk
waktu yang cukup lama. Setelah palang terbuka, kadang kita harus pula menunggu
kendaraan menuju Depok melintas, sehingga seringkali banyak kendaraan yang
terjebak di tengah lintasan kereta, Pun juga misalkan saking ngototnya kendaraan
melintas, seringkali laju kendaraan menuju Depok terhambat.
Kedua
permasalahan ini, saya percaya menimbulkan dampak yang cukup signifikan
terhadap kemacetan di Depok. Saya percaya bahwa apabila pemerintah Depok bisa
mencarikan solusi untuk permasalahan kemacetan ini, saya percata bahwa tingkat
kemacetan bisa dikurangi. Salah satu caranya adalah dengan mengatur nge-tem-nya
angkot di pertigaan Lt. Agung tersebut, juga memberikan rambu lalu lintas yang
jelas juga. Kemudian untuk penyebrangan di rel kereta, penulis menyarankan
perlunya sistem ada polisi yang digunakan untuk mengatur arus masuk dan keluar
agar arus kendaraan menjadi lebih rapi.
Demikian
cerita saya hari ini. Ini hanya sekisah cerita singkat dari pengalaman saya
hari ini.