Pages

Saturday, July 31, 2010

Logika Manusia = Logika Tuhan?

"Sungguh aku berikan kepada manusia ilmu pengetahuan agar ia mampu berpikir" "Dan sesungguhnya akal manusia Kami berikan sedikit, maka bertaqwalah kepada kamu pada Tuhanmu"

Sering sekali terbayang di benak saya tentang hal-hal yang terkait dengan Allah, Dzatnya, kekuasaannya, keajaibannya, kemurahannya, dan bagaimana seharusnya menempatkan Allah dalam ruang hidup manusia. Saya bukan seorang alim ulama, bukan seorang filusuf, bukan teolog, namun saya hanya berusaha menuangkan pikiran mengenai Tuhan dan segala atribut yang melekat atas-Nya. Allah SWT berpesan kepada nabi Muhammad SAW, perihal Ia dan Dzat-nya, Allah berfirman kepada manusia untuk tidak berpikir atas Dzat-nya dan selalu menyerukan pada manusia untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya, karena ia dekat.

Dicantumkan dalam surat Al-Ikhlas bahwa Allah tidaklah beranak dan tidak pula diperankan. Dalam logika manusia, hal ini sungguh merupakan hal yang tidak logis. Seorang Einstein-pun penasaran dengan perihal keTuhanan. Einstein selalu melakukan obesrvasi perihal Tuhan, dan ciptaannya dalam rangka sistemtis menggunakan logika manusia. Namun, sampai akhir hidupnya tidak berhasil ia temukan, dan tetap mengakhi hidupnya sebagai Yahudi-Ateis.

Seringkali filusuf berpikir mengenai eksistensi Tuhan dalam ruang kehidupannya. Ateis beranggapan bahwa Tuhan tidak pernah ada. Para kaum Ateis yang pada abad 20an banyak dipelopori oleh filusuf Rusia,salah satunya Doiteriovsky, mencoba “membunuh karakter Tuhan” dalam kehidupan manusia. Para ateis beranggapan bahwa kepercayaan pada suatu pemahaman mengakibatkan terciptanya sebuah blockade antara para penganut umat beragama, dan menghalang tercipatnya hubungan universal antara manusia.

Para penganut ateis juga berpendapat bahwa semua hal di Bumi dapat dijelaskan dengan baik, banyak hal belum bisa didefiniskan dan ditemukan, namun suatu saat pasti akan terdefinisikan. Para ateis lebih menganggap pembentukan manusia pada faktor alam (kosmos), yang pada akhirnya membentuk manusia, dan alam semesta serta isinya.

Golongan lain yang mendelegitimasi peran dan eksistensi Tuhan dalam ruang kehidupan adalah kaum sekuler. Kaum sekuler merupakan mereka yang mengakui adanya Tuhan, namun berusaha menempatkannya dalam ruang kehidupan personal, bukan untuk diperbincangkan, disebarkan ke public. Kaum sekuler pastinya golongan liberalis yang menempatkan hak individu, salah satunya memeluk agama yang ia yakini, dan tidak memaksakan agama yang ia yakini ke orang lain. Golongan ini dipelopori oleh Marx. Tujuan dari aliran sekularisme ini adalah menjembatani hubungan dan interaksi antara manusia, meleburkan perbedaan yang ada, utamanya atas benturan kepercayaan, sembari tetap menekankan pada hak tiap orang untuk meyakini apa yang ia yakini, tidak seperti kaum Ateis.

Mendefiniskan Tuhan, Mungkinkah?

Allah banyak memberikan peringatan kepada manusia dalam Al-Qur’an akan kesombongan, ketamakan, dan kemungkaran manusia atas-Nya. Pengatahuan manusia sangatlah sedikit, seperti yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an. Dalam memahami seusatu kita berpikir dengan logika manusia, sebuah rekayasa dan pembentukan pola pikir atas hasil observasi terhadap suatu bentuk kejadian,benda, dll. Namun, seringkali kita juga menggunakan logika yang sama dalam memahami hal-hal yang berbau mistis, seperti layaknya keingintahuan tentang Tuhan.

Para filusuf sudah sejak lama mencar-car kebenaran mengenai Tuhan. Tuhan bagi mereka layaknya sebuah objek, objek yang pasti bisa dinalarkan dengan logika manusia. Bagia mereka, di dunia, semua hal bisa didefinisikan, bisa dinalarkan secara logis, namun tidak dengan Tuhan. Tuhan adalah objek yang tidak terlihat, dan keberadaannya tidak diketahui. Saya hanya mengetahui sudut pandang Tuhan dalam perspektif Islam. Dalam Al-Qu’ran, Allah SWT mendeskripsikan sifat-sifatnya, keagungan-NYA, tanpa ada sedikitpun menguak cirri-ciri fisiologis.

Koeksistensi Tuhan itulah yang sekian lama didebatkan oleh para filusuf Ateis. Mereka memandang, Tuhan tidaklah ada, Tuhan adalah sesuatu yang berada di luar logika manusia, dan tidak ada sebuah tanda yang benar-benar menunjukan keagungan-NYA. Kehampaan mereka, atas ko-eksistensi Tuhan sungguh luar biasa.

Para Ateis juga berargumentasi lebih dari sekedar kepercayaan mereka, namun mereka juga merambah kepada bagaimana agama memunculkan perpecahan manusia, ketidakadilan dan kaitannya terhadap Tuhan, dan sebagainya, Argumen para Ateis memang selalu didebatkan. Suatu sisi mereka mungin ada benarnya, hanya saja satu sisi argument mereka akan selalu dapat disanggah dengan satu pertanyaan, logiskah kita mendefinisikan Tuhan dengan logika manusia?

Kehidupan manusia tidak ubahnya permainan The Sims, kita digerakkan oleh pemain, dan melakukan apapun yang diinginkan oleh pemain. Dengan logika sangat terbatas, apa yang kita harapkan bisa ketahui mengenai Tuhan?. Kalau banyak yang beranggapan ia tidak adil, wajar, ia adalah Tuhan dan ia bisa berbuat apapun pada manusia. Namun, sebagai makhluk ciptaan hendaknya kita merenungi bahwa ciptaannya di semesta alam, terutama di Bumi Ia atur dengan sedemikian rupa. Semua manusia diciptakan sama, dan semua punya peluang yang sama untuk hidup, untul bernapas, untuk sukses, dan untuk melakukan apapun yang ia mau, hanya saja kemudian tergantung pada seberapa besar usaha yang ia lakukan.

Kesimpulannya, karena logika manusia terbatas, bersikap konservatif adalah salah satu pilihan yang rasional. Namun, sebagai pemeluk agama, kita harus bisa mendekonstruksi pemahaman agama kita, jangan hanya Islam dibawa sejak lahir, Islam KTP. Pemahaman penuh atas agama akan membantu kita untuk lebih mendekatkan diri dengan Ilahi Rabbi..

5 komentar:

  1. Marx bukan tokoh sekularisme. Coba tolong referensinya ditulis untuk mendukung bahwa Marx adalah pelopor sekularisme.

    Oh ya, hati-hati dalam pemilihan istilah. Karena Sekuler, Sekularis, dan Sekularisme memiliki definisi yang berbeda.

    Saya seorang sekuler tapi bukan seorang sekularis, akan tetapi saya mempelajari sekularisme. (bani)

    ReplyDelete
  2. saya mendapatkannya dalam buku " Menggugat Teopodisi dan Merekontruski Antropodisi".Ini sebenarnya tulisan iseng2 aja sih, makanya gak begitu nyantumin referensi,hehe...
    Ya, benar, sekularis dan sekularisme berbeda. Dari segi aktor, paham, dan ajaran. Marx secara implisit, dinilai sebagai aktor pelopor sekularisme. Seperto yang udah dijelaskan, dia mencoba memisahkan, dunia religius dan dunia manusiawi dari kehidupan manusida dengan orang lain.

    ReplyDelete
  3. Bukunya Singkop Boas Baongmanalau..? Terbitan Arrizz Media..? Coba halaman brp yg menyatakan bahwa marx pelopor sekularisme, gw punya bukunya.

    Mungkin mksdnya gini kali: Marx ini menolak idealisme, pemikirannya semata-mata meterialis, sehingga segala sesuatu dipandang dari sudut pandang keduniawiaan dan kebendaan (dan ini sekuler). Bukan sekularisme. Karena Sekularisme hubungannya nanti sama etika.

    Tapi good job. Cuma mw berbagi aja, supaya lbh berhati-hati, soalnya terminologi yg salah bisa menyebabkan kesalahan dan kesesatan dalam berpikir yg bisa berakibat fatal. Spt kelirumologi org Indonesia yg menyatakan komunis adalah ateis. Padahal komunisme adalah filsafat ekonomi politik bukan filsafat agama.

    Gw jd pgn nulis ttg Marxisme dan Komunisme ni.. Hehe..

    Eh eh, Fadel sorry comment gw panjang lebar, gpp lah biar traffic blognya rame. Saling silaturahmi ya sesama blogger..

    Salam, Bani.

    ReplyDelete
  4. oh kak Irfan toh.:D
    buku itu, atau bukunya Habermas ya, lupa...
    iya kak, saya hanya mencoba menuliskan apa yang ada di pikiran, setelah membaca buku itu, mengenai hal2 yang berhubungan teologi dan konsep logika manusia,hehe..

    makasih kak buat masukannya, jadi pembelajaran. Mengenai terminologi, bener sih, banyak kekeliruan, kayak interpretasi orang antara sekuler dengan ateis atau dengan sekuleris..

    sedikit mengitak-atik filsafat emang menarik sih..:D

    ReplyDelete
  5. Bagus-bagus. Bnr bgt, tuliskan apa yg ada di pikiranmu. Biar bangsa ini mw berpikir, krn spt nya bnyk org yg malas berpikir.

    Yah, saling belajar lah dan memberi masukan. Spt biasa silaturahmi ya. Naikkin traffic..

    ReplyDelete