Pages

Saturday, February 9, 2013

Hidup yang (Lebih) Bermakna

Hidup di era saat ini, menuntut seorang manusia lebih visioner akan hidup-nya. Kenapa? Dengan semakin ketatnya kompetisi, semakin maju-nya teknologi, perubahan terjadi begitu cepat, dan ketika manusia tidak mempunyai visi akan hidup-nya maka ia akan hanyut ditelan perubahan. Manusia ber-visi ini-lah yang kemudian menjadi idaman bagi semua manusia yang mengimpikan dunia yang lebih baik, baik bagi diri-nya, dan orang lain.

Namun seringkali, visi ini diartikan secara sempit hanya terbatas kepada karir saja. Padahal, visi ini seharusnya juga diterapkan untuk keperluan ruhaniah, visi akan hubungan kita dengan Tuhan, dan keperluan batiniah, visi akan hubungan kepada sesama manusia. Manusia yang terlalu mendewakan karir-nya umumnya akan terkekang dengan jebakan self-center, menganggap bahwa diri-nya bertanggungjawab, dan bekerja hanya untuk diri-nya. Padahal, manusia adalah zoon politicon, makhluk sosial, dan secara naluriah, kita ditakdirkan berpasang-pasangan. Oleh karena itu, visi lain-nya yang harus kita perhatikan adalah visi berkeluarga. Bagaimana menjadi manusia yang baik bagi pasangan, dan untuk anak-anak. Tidakah menyenangkan hidup bahagia bersama seseorang yang kita cintai, dan membesarkan keturunan yang di-diidamkan?

Membuat hidup yang (lebih) bermakna dimulai dari diri kita sendiri. Dimulai dari menciptakan visi hidup yang berimbang, antara karir, ketuhanan, dan dalam hidup berkeluarga. Apalah arti-nya karir bagus, apabila iman rusak, hubungan sesama manusia rusak? Terkadang, anda juga perlu memberikan perhatian yang lebih bagi kepentingan anda sendiri, sebelum memberikan lebih kepada orang lain.

1 komentar: