Pages

Friday, April 3, 2009

Sebuah Kritik untuk pemilu

Ini merupakan posting remi pertama saya, well we will get through with it......

Pemilu 2009 akan dilaksanakan pada April 2009, sebuah ajang penentuan nasib bangsa ke depan, yang dalam hal lain dikatakan bahwa pemilu, gambaran prospek Indonesia ke depan. Sebelumnya saya akan memberi framework, bahwa saya hanya membahas kajian pemilu hanya sebatas pelaksanaan pemilu 2009 mendatang. A deep explanation that i called " General Election Controvercy and Misunderstood :..

Well, saya akan memaparkan dasar mengapa saya mengkritik pemilu 2009 :
a.Terlalu banyak Parpol yang masuk sebagai partisipan peilu 2009, jumlah totalnya 48 parpol. Jumlah yang sangat besar, untuk sebuah negara yang saya rasa belum memiliki kapasitas tampung sebesar itu. Indonesia menganut prinsip demokrasi, tidak kita sangkal, namun apa yang terjadi pada dunia politik telah memperlihatkan betapa rapuhnya dan tidak terkontrolnya peraturan dan konsep demokrasi itu sendiri di Indonesia.

Pemilu 2009, 48 parpol, sebagi bentuk bahwa negara memberi kebebasan yang besar untuk berpartisipasi, dengan tujuan untuk mengoptimumkan manfaat dengan pilihan yang banyak, trade off principal. Namun, terlalu naif kita bilang, apakah negara Indonesia memiliki SDM yang cukup kompetitif? Tidak, secara eksplisit..

Saran yang saya berikan untuk pemilu kedepannya adalah memperkecil jumlah parpol yang ada. Kenapa? karena jumlah parpol yang terlalu banyak ini hanya menimbulkan polemik, parpol kecil secara tidak langsung hanya menjadi semut diantara partai besar,,ex : PDIP, Demokrat. Lebih baik bila beberapa partai melakukan merger dengan partai lain, untuk mendapatkan kekuatan, dukungan, dan kapabilitas yang baik.

Seperi kita lihat di luar negeri, yang pada umumnya hanya ada 2 Partai besar. Sedikit jumlah, namun efektif, memberikan sedikit alternatif namun fokus pada optimasi,hanya yang benar mampu yang akan mendapatkannya dari masyrakat. Saya rasa, Parpol tidak akan menginginkan adanya penyempitan, dengan alasan hanya akan mengurangi jatah kursi, cerminan ketamakan masyarakat kita.

b. Terlalu banyak Caleg. Lagi0lagi kata banyak dan banyak, apakah banyak ini tidak bisa kita gunakan untuk yang postif, seperti banyak dana, banyak revenue...but well, that is it..

Mengapa saya paparkan hal ini?? Karena memang untuk hal yang satu inilah yang sangat tidak terkontrol. Beberapa hal yang akan saya komentari :
a. Caleg banyak yang tidak mumpuni, baik itu pendidikan, pengalaman ataupun dana. Banyak orang yang ingin jadi caleg semata-mata untuk mendapatkan penghasilan yang katanya mencapai 30 juta/bulan, dengan mengesampinkan kepentingan rakyat.,,atau caleg yang hanya lulusan SMA,, seperti pencalonan caleg dari kalangan artis,, memangnya mereka punya kemampuan yang mumpuni apa??

b. Tidak ada transparansi dari caleg, outline yang akan mereka lakukan...
salah satu penyebab banya yang golput saat pemilu legislatif adalah tidak ada kejelasan akan yang dipilih..calon banyak, namun tidak ada yang jelas... di poster,,slogan ini itu,, gak jelas....

saran : KPU setempat, harusnya mengadakan temu-bincang dengan rakyat sekitar, dengan tujuan agar rakyat mengetahui bagaimana dan siapa yang akan mereka pilih. Konten yang harus dipenuhi saat pemaparan adalah : latar belakang pendidikan, misi dan apa yang mereka lakukan,, dan juga sesi tanya jawab dengan masyarakat, sehingga rakyat benar2 tahu,, inillah gambaran yang akan saya pilih...


-Fadel-

0 komentar:

Post a Comment